Minggu terakhir di tahap ulat-ulat nyatanya kita semua diberi kejutan mendapatkan pasangan yang disebut buddy. Yup! Pasangan yang wajib setia tidak boleh ada cinta segitiga atau cinta rame-rame. Bukan juga bicara siapa cepat dia dapat, namun meskipun belum kenal, kita mesti membangun chemistri yang ‘WAJIB’ diciptakan. *nah lho!
Udahlah langsung aja mau kasih gambarnya, so cekidoot yaaa
Udahlah langsung aja mau kasih gambarnya, so cekidoot yaaa
Persiapan peacefull peace, buddy sistem di akhir tahap ulat sebelum sampai ke tahap kepompong.
Perjuangan saya mendapatkan pasangan ternyata tidak semudah jentikan jari, hha! Saya si pejuang deadline baru sadar dan ternganga bahwa tugas kali ini wajib start sebelum waktu deadline. Gak kebayang kalau saja saya baru tahu di malam kebut jam cinderella (itu istilahnya ketua HIMA regional saya ^^) dijamin halal saya jomblo :p
Hari Minggu Pagi setelah tahu tugasnya, dikarenakan tidak diperbolehkan promosi dengan kalimat, “Siapa yang mau berpasangan dengan saya?” Akhirnya saya menjeelajah dengan beberapa orang. Teringat ada yang pernah melamar saya sebelumnya, namun saya ga ngeh ternyata sudah lewat banyak hari. Artinya saya melepaskan kesempatan tersebut..hwhwhwhw...
Setelah bertanya dengan 3 orang, saya mulai lelah menunggu. Slow respon di hari weekend memang tidak bisa disalahkan. Weekend itu masanya kumpul keluarga, lha saya nanya begituan:p Okaay! Daripada menunggu saya melancarkan serangan di keluarga dengan pertanyaan berbeda, ga boleh menawarkan diri, ya saya bertanya, “Adakah yang masih jomblo?” Dan yang terjadi adalah : hening -_-
Hampir putus asa, saya laporan ke Regional wilayah, Berharap siapa tahu di regional sendiri bakal ada yang mau berpasangan dengan saya. Jawabannya adalah: Sudah pada punya! Entahlah memang sudah menemukan pasangan masing-masing, atau pada sudah tau belang saya, jadinya ga ada yang mau :p hahahaha! *Ets ga boleh suudzon pliss! Cuman berasa hopeless aja kok -__-‘
Ditengah kehopelessan saya, tiba-tiba ada bunyi ting tong whatsapp. Dengan rasa malas saya coba buka, hmm... siapa nih? Ternyata ada dewi penolong yang mau ngejodohin saya sama temennya. Mbak Novi Ip Pekanbaru jadi dewi penolong saya. Sama-sama di satu keluarga WeBS, mungkin kasihan juga sama saya, dan jadi curiganih..., jangan-jangan Mbak Novi ini Ketua HIMA IP PekanBaru ya? Hohoo...
Alhamdulillah, senangnya saya diberi nomor mbak Siti Hamidah dari IP PekanBaru juga. Makasih banyak mbak Novi ) Gerak cepat, saya langsung menghubungi, Alhamdulillah kali ini saya gak ditolak! Yuhuuu...
Perkenalan dimulai, Mimi. Begitu Mbak Siti Hamidah ingin dipanggil. Mimi nama yang familiar buat saya, kebetulan sekali nama sahabat saya panggilannya juga Mimi. Awal yang baik nih^^ Beberapa percakapan dimulai, dan terbukalah bahwa Mbak Mimi memilih keluarga Manajemen Emosi. Tidak mendua, apalagi mentiga. Fokus di Manajemen Emosi karena bagian dari manajemen emosi tersebut nyatanya beragam.
O iya, Mbak Mimi punya hobi masak juga loh.. akkhh, Mimi sahabat saya juga masaknya jago, gak seperti saya, hahaha! Duuh..maaf nih mbak Mimi, ga pernah mau menyamakan, tapi hanya geli aja bisa ada kebetulan gitu ya? Mungkinkah ini yang disebut jodoh?
Meskipun belum pernah kopdar, saya ngebayangin Mbak Mimi ini aslinya emang sabar, lebih kalem gak seperti saya yang geradak geruduk, fokus di Manajemen emosi di bagian manajemen marah, bakal tambah kebanting nih saya! Semoga bisa sabar menghadapi saya yang kadang ceriwis ga jelas, hmm... bakal terbukti ga tuh manajemen marahnya?hihiii mungkin itu bakal jadi tantangan Mbak Mimi melalui saya :pp
Oia, saya dapat hadiah nih dari mbak Mimi. Emang nih buddy saya baiknya nampol dah. Beliau tahu saya di keluarga WeBS, saya dikasih link mengenai tampilan blog yang ketjeh, Tips menjadi blogger sukses, contoh blog inspiratif hingga desain blog populer saat ini. Wiihh, makasih banyak ya mbak ^^
Dan Bekal untuk Buddy saya, saya menggambarkan sedikit ilustrasi mengenai ekspresi wajah dalam berbagai perasaan di IG saya. Saya pikir Emosi tidak bercerita tentang marah atau bagian negatif saja. Namun banyak emosi yang dapat mewarnai hidup kita dalam kesehariaan. Memanajemen berbagai perasaan itulah yang perlu latihan agar kita tidak terlalu terbenam dalam satu emosi saja. Warna-warni kehidupan dengan berbagai perasaan membuat hidup kita menjadi indah bukan? hehe...
Dan, di penghujung tahap ulat, semoga saya dan teman-teman lain dapat melanjutkan ke tahap kepompong untuk menjadi Kupu-kupu yang bukan hanya indah, namun benar-benar istimewa, InsyaaAllah.
Perjuangan saya mendapatkan pasangan ternyata tidak semudah jentikan jari, hha! Saya si pejuang deadline baru sadar dan ternganga bahwa tugas kali ini wajib start sebelum waktu deadline. Gak kebayang kalau saja saya baru tahu di malam kebut jam cinderella (itu istilahnya ketua HIMA regional saya ^^) dijamin halal saya jomblo :p
Hari Minggu Pagi setelah tahu tugasnya, dikarenakan tidak diperbolehkan promosi dengan kalimat, “Siapa yang mau berpasangan dengan saya?” Akhirnya saya menjeelajah dengan beberapa orang. Teringat ada yang pernah melamar saya sebelumnya, namun saya ga ngeh ternyata sudah lewat banyak hari. Artinya saya melepaskan kesempatan tersebut..hwhwhwhw...
Setelah bertanya dengan 3 orang, saya mulai lelah menunggu. Slow respon di hari weekend memang tidak bisa disalahkan. Weekend itu masanya kumpul keluarga, lha saya nanya begituan:p Okaay! Daripada menunggu saya melancarkan serangan di keluarga dengan pertanyaan berbeda, ga boleh menawarkan diri, ya saya bertanya, “Adakah yang masih jomblo?” Dan yang terjadi adalah : hening -_-
Hampir putus asa, saya laporan ke Regional wilayah, Berharap siapa tahu di regional sendiri bakal ada yang mau berpasangan dengan saya. Jawabannya adalah: Sudah pada punya! Entahlah memang sudah menemukan pasangan masing-masing, atau pada sudah tau belang saya, jadinya ga ada yang mau :p hahahaha! *Ets ga boleh suudzon pliss! Cuman berasa hopeless aja kok -__-‘
Ditengah kehopelessan saya, tiba-tiba ada bunyi ting tong whatsapp. Dengan rasa malas saya coba buka, hmm... siapa nih? Ternyata ada dewi penolong yang mau ngejodohin saya sama temennya. Mbak Novi Ip Pekanbaru jadi dewi penolong saya. Sama-sama di satu keluarga WeBS, mungkin kasihan juga sama saya, dan jadi curiganih..., jangan-jangan Mbak Novi ini Ketua HIMA IP PekanBaru ya? Hohoo...
Alhamdulillah, senangnya saya diberi nomor mbak Siti Hamidah dari IP PekanBaru juga. Makasih banyak mbak Novi ) Gerak cepat, saya langsung menghubungi, Alhamdulillah kali ini saya gak ditolak! Yuhuuu...
Perkenalan dimulai, Mimi. Begitu Mbak Siti Hamidah ingin dipanggil. Mimi nama yang familiar buat saya, kebetulan sekali nama sahabat saya panggilannya juga Mimi. Awal yang baik nih^^ Beberapa percakapan dimulai, dan terbukalah bahwa Mbak Mimi memilih keluarga Manajemen Emosi. Tidak mendua, apalagi mentiga. Fokus di Manajemen Emosi karena bagian dari manajemen emosi tersebut nyatanya beragam.
O iya, Mbak Mimi punya hobi masak juga loh.. akkhh, Mimi sahabat saya juga masaknya jago, gak seperti saya, hahaha! Duuh..maaf nih mbak Mimi, ga pernah mau menyamakan, tapi hanya geli aja bisa ada kebetulan gitu ya? Mungkinkah ini yang disebut jodoh?
Meskipun belum pernah kopdar, saya ngebayangin Mbak Mimi ini aslinya emang sabar, lebih kalem gak seperti saya yang geradak geruduk, fokus di Manajemen emosi di bagian manajemen marah, bakal tambah kebanting nih saya! Semoga bisa sabar menghadapi saya yang kadang ceriwis ga jelas, hmm... bakal terbukti ga tuh manajemen marahnya?hihiii mungkin itu bakal jadi tantangan Mbak Mimi melalui saya :pp
Oia, saya dapat hadiah nih dari mbak Mimi. Emang nih buddy saya baiknya nampol dah. Beliau tahu saya di keluarga WeBS, saya dikasih link mengenai tampilan blog yang ketjeh, Tips menjadi blogger sukses, contoh blog inspiratif hingga desain blog populer saat ini. Wiihh, makasih banyak ya mbak ^^
Dan Bekal untuk Buddy saya, saya menggambarkan sedikit ilustrasi mengenai ekspresi wajah dalam berbagai perasaan di IG saya. Saya pikir Emosi tidak bercerita tentang marah atau bagian negatif saja. Namun banyak emosi yang dapat mewarnai hidup kita dalam kesehariaan. Memanajemen berbagai perasaan itulah yang perlu latihan agar kita tidak terlalu terbenam dalam satu emosi saja. Warna-warni kehidupan dengan berbagai perasaan membuat hidup kita menjadi indah bukan? hehe...
Baca juga tulisan saya di blog pribadi saya : Mengendalikan emosi atau dikendalikan?
Dan, di penghujung tahap ulat, semoga saya dan teman-teman lain dapat melanjutkan ke tahap kepompong untuk menjadi Kupu-kupu yang bukan hanya indah, namun benar-benar istimewa, InsyaaAllah.
Komentar
Posting Komentar