Memasuki Minggu ke dua saatnya memulai berakrab ria bersama mentor dan mentee.
Menjadi Mentee
Menjadi mentee artinya siap belajar, dan siap mendengar, meskipun menjadi bunda cekatan tetap wajib aktif dan selalu cekatan.
Menjadi Mentee dari mbak Naqiyah, salah satu senior blogger yang saya tahu diluar IP,menerima kehadiran saya yang masih minim ilmu. Disini bersama 7 orang lainnya kita bersama-sama belajar seluk beluk blog. Ditahap ini saling berdiskusi dan dijadikan satu grup di WhatsApp saling memberikan support untuk saling belajar dengan tema sama. Blog yang benar. Di awal-awal, khusus saya, materinya tidak banyak. Hanya mengamati bagaimana keberadaan blog pribadi saat ini. Disini mentor memberikan apa yang dibutuhkan Masing-masing mentee.
Hingga setelah satu pekan berlalu, kami mengadakan video call bersama. Kebetulan yang waktunya bisa bersama saat saya bisa ada 3 orang lainnya. Jadi total berlima bersama mentor.
Diskusi sangat rame selain sedikit rieweh, disaat sedang belajar, membarengi kewajiban mendampingi anak-anak membuat suasana konfrence video call berlangsung dengan seru. Diskusi sharing santai berbagi kisah bersama mbk Naqiyah sebagai mentor.
Sedikit potongan gambar saya bersama teman-teman saat video call yang bisa barengan di jam yang sama.
Mentor dari mentee
Dihari yang sama, sayapun sharing santai bersama mentee saya di bidang homeschooling bersama mbak Farida. Berbeda dengan mbak naqiyah yang memiliki mentee cukup banyak, saya membatasi kemampuan saya hanya satu orang saja. Alasannya sederhana, agar saya juga lebih fokus.
Beberapa hari sebelumnya saya dan mbak Farida saling sharing dengan percakapan online. Di hari Jumat, 15 Mei 2020 lah kami dapat menyempatkan waktu video call melalui aplikasi FB messenger.
Berikut potongan gambar video call saya bersama mbak Farida
Begitulah cerita Minggu ke dua ini bersama mentor dan mentee. Semoga Minggu selanjutnya semakin memantapkan kemampuan kami bersama.
InsyaaAllah
Komentar
Posting Komentar